Tak Kenal Menyerah Demi Masa Depan Cerah
October 14, 2019Dessy Astuti. (Foto: Dok. Pribadi) |
Bagi beberapa orang, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri bisa dapat dengan mudah diwujudkan. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Dessy Astuti. Perempuan kelahiran Bekasi, 16 Mei ini harus mengalami asam manisnya perjuangan agar bisa menduduki bangku perkuliahan.
Butuh dua tahun baginya untuk resmi berstatus mahasiswi. Tahun pertama selepas tamat Sekolah Menengah Kejuruan di SMKN 1 Bekasi, ia gagal mewujudkan keinginannya kuliah Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran. Ia juga mencoba untuk mendaftar kuliah program studi Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta. Namun, lagi-lagi ia gagal sehingga memutuskan untuk menunda kuliah dan mencoba peruntungan lain dengan cara mencari kerja.
Saat menunda kuliah, ia mencoba melamar kerja ke beberapa PT yang datang ke SMKnya. "Akhirnya, keterima kerja di PT Rocky Indonesia, pabrik yang bergerak dalam bidang otomotif sebagai operator produksi bagian injection," katanya ketika ditemui di Ruang Sekretariat BO GEMA, Gedung Pusgiwa, PNJ.
Hari demi hari dilaluinya sebagai buruh pabrik. Meskipun lelah ia tak kenal kata menyerah. Sang Ayah pun selalu setia menjemput usai jam kerja berakhir. Selama setahun bekerja sebagai buruh, ia memutuskan untuk resign karena kondisi badannya yang tidak memungkinkan. "Di pabrik capek, kerjanya bener-bener nguras tenaga dan liburnya cuma sekali dalam sebulan. Selama jadi buruh sampe kena typhus tiga kali. Meskipun emang gajinya gede," tuturnya.
Selama berhenti bekerja di pabrik, Dessy tetap fokus dengan mimpinya menjadi mahasiswa Jurnalistik. Padahal, keputusan berhenti bekerja diambil untuk beristirahat. Namun, semangatnya tak padam. Ia tidak menyia-nyiakan waktu berlalu begitu saja. "Di rumah ya belajar UMPN PNJ soalnya emang pengen banget masuk jurusan Jurnalistik dan emang mau jadi jurnalis," jelas gadis berkacamata itu.
Setelah memasuki pendaftaran di tahun kedua, Dessy kembali memutuskan untuk bekerja. Mengisi waktu sebelum pengumuman kelulusan UMPN. Ia pun diterima sebagai Costumer Service di PT Bussan Autofinance. Sebuah perusahaan di bidang leasing yang melayani peminjaman seperti kredit sepeda motor.
"Ya setidaknya lebih baik dari pekerjaan sebelumnya, bekerja sebagai Costumer Service merupakan pekerjaan yang diimpikan. Duduk di ruangan ber-AC, berhadapan dengan komputer, dan hanya menghabiskan jam kerja dengan berinteraksi dengan konsumen melalui telepon," jelas Dessy antusias.
Sebagai Costumer Service, pekerjaannya adalah melayani dan membantu customer. Setiap hari ia bisa mencapai target ratusan customer melalui telepon. Beragam tipe customer ia hadapi, mulai dari customer yang ramah, cerewet, hingga yang sulit berbahasa Indonesia karena berasal dari daerah.
Dua tahun menunda perkuliahan akhirnya terbayar sudah. Akhirnya, Dessy Astuti resmi menjadi mahasiswi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta. Ia kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai Costumer Service dan fokus kuliah. Jatuh bangun pengorbanannya berbuah manis.
Meskipun, tentu saja perjuangannya masih terus berlanjut. Setiap hari, ia menyusuri jalanan kota Bekasi menuju Depok dengan sepeda motor. Bahkan jika harus kuliah sejak pagi hingga petang, kegigihannya menuntut ilmu pun tak surut.
Rasa minder atau malu tidak pernah terlintas dalam benaknya.
Walapun usianya lebih tua daripada anak-anak satu angkatan di kampusnya, Dessy tetap bersemangat dan fokus pada tujuan hidupnya. Ia mengatakan, "Belajar itu tidak mengenal usia. Gak ada yang salah dengan menunda kuliah (gap year). Dengan gap year pun kita masih bisa berprestasi."
Hal tersebut bukan omong kosong belaka, Dessy telah menunjukkan bahwa pengalaman kegagalan yang ia dapat merupakan guru terbaik. Buktinya, ia bisa terus fokus belajar dibarengi dengan kegiatan lain di luar kampus. Mulai dari menjadi Pemimpin Redaksi di pers kampus, BO GEMA, menjadi freelancer content writer di MuslimahDaily.com dan Gensindo. Serta menjadi freelancer photographer di sebuah Wedding Organization milik teman dekatnya.
Tak hanya itu, gadis berkerudung ini juga merintis usaha dengan nama brand Hallo Desain. Sebuah jasa desain dan cetak untuk pembuatan banner, undangan, dan lain-lain. Bermodalkan ilmu desain yang diperoleh saat SMK, ia bisa menghasilkan keuntungan dari usaha tersebut.
Ia juga tidak melupakan kodratnya sebagai manusia yang beragama. Dessy pun aktif dalam kegiatan Islami untuk mengisi kebutuhan rohaniahnya. Setiap minggu ia rutin melakukan kajian bersama kelompok pengajian di daerah Bekasi.
Seluruh kegiatan di luar kampus ia jalani beriringan dengan aktivitas menjadi mahasiswi. Namun, hal tersebut tidak menganggu fokusnya dalam belajar. Katanya, kunci utamanya adalah dari manajemen waktu. "Pertama tentuin dulu mana yang paling prioritas atau mendesak. Semua bisa dijalani dengan senang hati saat kita bisa bagi waktu dengan baik," ujar Dessy.
Dari beragam kegiatan di luar kampus tersebut, ia pun dapat menghasilkan rupiah meskipun sedikit demi sedikit. Sebisa mungkin, ia tidak ingin membebani kedua orang tuanya. Energi dan semangatnya tetap membara seiring langkahnya menggapai cita-cita.
Putri pertama dari Bapak Asman dan Ibu Rodiatin ini memiliki keinginan besar menjadi jurnalis di sebuah media nasional ternama. Ia juga ingin memiliki media sendiri di masa depan dengan nama Media Muda. Serta membuat usahanya, Hallo Desain menjadi sebuah perusahaan di bidang percetakan. Ke depannya, Dessy juga ingin menjadikan dirinya lebih baik lagi dengan menambah ilmu keagamaan melalui asrama quran selepas lulus kuliah nanti.
10 komentar
KEREN PARAH GILA MENGINSPIRASI SEKALI, SANGAT EDUKATIF, MENCERDASKAN
ReplyDeleteYaampun ternyata perjuangannya berat bgt:( inspiratif sekali! Semoga impiannya tercapai!
ReplyDeleteHello kaa good luck yaaw
ReplyDeleteKamu hebat Dessy! wkwkwk
ReplyDeleteHebat ya, Dessy. Inspiratif sekali :)
ReplyDeleteEmang Ka Dessy inspiratif sekali. Ngefans deh akuuu
ReplyDeletePeres lo! Wkwkwk
Deletetahan banting banget ni orang
ReplyDeleteKeren bgt kak desstut. Menginspirasi sekali.
ReplyDeleteDessy nih Sosok yang selalu memberikan energi positif...
ReplyDeleteKeren artikelnya mel, kasih saran boleh yaa.. Kalau bisa pisahih pake subbab gitu mel